Mahasiswa Pencinta Alam
Green Machine Spirit
Universitas Sriwijaya

Salam Lestari...!
Jarak dan waktu bukan lagi halangan, mari merajut asa serta menyulam persaudaraan melalui dunia maya.
Semoga blog ini menjadi media komunikasi, silahturahmi dan dapat membuat tali persaudaraan kita menjadi lebih erat.

25 Des 2010

Tegas dalam prinsip, lembut dalam cara

Tak kenal maka tak sayang, pepatah itu menganjurkan kita untuk mengenal sesuatu dengan baik dahulu sebelum menyayanginya, kita mencintai/menyayangi seseorang yang kita kasihi itu tandanya kita sudah mengenal seseorang itu dengan baik, untuk mencintai alam  kita harus mengenalnya lebih dalam dan menyeluruh, tidak hanya mendefinisikannya dari perspektif kita yang parsial dan terkotak-kotak. Jadikan alam sebagai guru, tempat belajar dan berbagi, belajar dari alam harus menjadi seperti alam, menjadi seperti alam adalah lembut, organis, tenang, kreatif, mengalir dan spontan, tanpa kekakuan dan tanpa esktrimitas sehingga titik keseimbangan tercapai.
Alam tak akan pernah bisa kita taklukkan karena memang alam bukan untuk ditaklukkan, kita berhasil mencapai puncak gunung, kita berhasil memasuki goa yang paling dalam, kita berhasil melewati jeram sungai yang paling ekstrem, kita berhasil memanjat tebing yang paling terjal, semua itu tidak membuktikan bahwa kita telah menaklukkan alam, kita berhasil karena kita bisa berdamai dengan alam, saling menjaga, saling membantu dan saling mengisi, bukankah itu adalah prinsip keseimbangan.
Dengan menjadi seperti alam, kita akan merasa lebih tenang, damai, seimbang, dan dibimbing oleh unsur-unsur yang terdapat dalam alam, seperti merdunya kicauan burung-burung, dinginnya angin pegunungan, air mengalir, kabut putih yang menyelimuti lembah-lembah hijau dan kerasnya pekikan petir, karenanya juga kita sampai ke puncak tujuan.

Dalam hingar bingar menyambut datangnya mahasiswa baru di kampus UNSRI yang kita cintai ini, sudah sepatutnya kita turut ikut merayakan euforia kegembiraan mereka, wajah-wajah yang belum terkontaminasi oleh hiruk pikuk dunia perkuliahan, jiwa-jiwa polos yang menunggu dengan sabar datangnya bimbingan kakak-kakak tingkat yang akan memberi corak  pada karakter diri mereka.

Semua UKM dan Ormawa yang ada di UNSRI pasti sedang sibuk mempercantik diri dan mulai menarik perhatian para "berondongwan" dan "berondongwati" di sudut-sudut keramaian, berharap ada yang masuk "perangkap". Tidak hanya organisasi Mapala yang sudah terbiasa dengan krisis anggota sehingga harus mencuri "start" lebih awal tetapi juga organisasi-organisasi "anak kandung" civitas kampus seperti BEM dan UKM-UKM juga turut "menjemput bola".

Bayangkan saja tahun ini ada 2.300 orang yang dinyatakan lulus seleksi untuk menjadi mahasiswa UNSRI, ada darah segar disana, ada semangat-semangat baru disana dan mungkin juga ada ide-ide cemerlang dan brilian disana, dikala kita sudah jenuh menggerakkan organisasi, dikala kita sudah penat menghirup udara perkuliahan. Sekarang tinggal bagaimana kita bisa menarik perhatian mereka dan membuat mereka penasaran dengan kesibukan yang mengitari kita, kesibukan para pencinta adrenalin dan penjaga alam serta pengagum ciptaan yang Maha Agung.

Untuk mengajak orang untuk mencintai dan mengenal alam, apalagi mereka yang awan dengan kehidupan keras, biasa dengan pola hidup konsumtif dan pasif atau mungkin yang telah berpendapat, buat apa susah-susah naik gunung kalau nantinya juga mau turun, buat apa susah-susah masuk Mapala untuk mencintai alam kalo nantinya malah memetik edelweiss di puncak gunung, menggiris pohon-pohon untuk mengabadikan bahwa mereka pernah kesana, terkadang kita perlu menjadi seperti mereka dan mencari apa yang mereka senangi, apa yang mereka pikirkan, apa yang menjadi kegalauan hati mereka. Masuk melalui pintu mereka, sesudahnya baru membawa mereka pergi keluar dengan pintu kita.

Masuk pintu mereka, keluar pintu kita adalah sebuah ungkapan yang menunjukkan sikap fleksibilitas, keluwesan dalam bertindak dan kelembutan menggunakan berbagai macam cara, namun tetap tegas dan kuat memegang prinsip, tegas dalam prinsip dan lembut dalam cara.

Perjuangan demi kelestarian lingkungan membutuhkan banyak pendukung. Masing-masing komunitas dan orang perlu membentuk jaringan dan gerakan bersama yang berskala global. Tidak bekerja sendiri-sendiri. Perjuangan demi kelestarian lingkungan membutuhkan kerjasama. Karena itu kita membutuhkan tenaga-tenaga baru. Kita butuh pendukung-pendukung baru. Mengubah paradigma yang hanya para penikmat alam atau bahkan perusak alam menjadi para pemerhati lingkungan dan benar-benar mencintai alam.

Kita membutuhkan orang-orang muda yang energik, idealis, dan bersemangat. Merubah mereka dari bukan pencinta lingkungan menjadi pencinta lingkungan. Mengajak mereka belajar menembus batas-batas yang mereka pikir tidak bisa dilampaui. Mengajak mereka mengalami pengalaman eksistensial bersentuhan dengan kedalaman diri dan pusat semesta.

Masuk pintu mereka keluar pintu kita, tegas dalam prinsip lembut dalam cara ;

  • Mereka yang suka jalan-jalan, kita ajak untuk touring, backpacking, travelling dan pergi ke tempat-tempat wisata yang harus kita perjuangkan kelangsungan keindahannya.
  • Mereka yang suka fotografi, kita dorong untuk hunting ke tempat-tempat alami baru dan minta mereka untuk mempublikasikan hasil karya mereka supaya orang-orang tahu indahnya alam Indonesia.
  • Mereka yang suka menulis dan berimajinasi, kita pandu untuk mempublikasi karya mereka di buletin, mading dan blogging di blog.
  • Mereka yang suka bergaya hidup sehat, kita provokasi untuk pergi berolahraga di alam bebas seperti hiking, trekking, camping dll.
  • Mereka yang penggila adrenalin, kita dukung untuk mendaki puncak-puncak tertinggi, memanjat tebing-tebing terjal atau mencari jeram-jeram ekstrem di Indonesia ini.
  • Mereka yang haus pengalaman dan suka ekplore, kita doktrin untuk pergi ke daerah-daerah eksotis dengan budaya-budaya baru.
  • Mereka  yang suka ketenangan dan hobi meneliti, kita tuntun untuk meng-eksplore kegelapan dan kesunyian goa.
  • Mereka yang ingin mencari banyak relasi atau mungkin mencari pacar, kita ajak bersosialisasi dengan komunitas lain dan berjumpa dengan banyak kawan.
  • Mereka yang memiliki idealisme tinggi dan ingin berbuat sesuatu yang lebih bermakna, kita ajak untuk berkampanye tentang lingkungan.

Sesudah mereka masuk melalui pintu mereka, barulah kita ajak mereka keluar melalui pintu kita dengan menjadikan mereka para penggiat kegiatan alam bebas baru, para pembela alam baru, para aktifis, para pemerhati lingkungan baru dan para pencinta alam baru.
mereka yang karena bersentuhan dengan alam liar, yang karena terbuka horison dan cakrawalanya, yang karena kecanduan adrenalin, yang karena terpesona oleh ketenangan dan keindahan alam, yang karena terselamatkan oleh unsur alam, lalu menjadi tersentuh dan siap mati untuk mempertahankannya dan memperjuangkannya dari kerusakan dan ketidakseimbangan.

Ini saatnya untuk bekerja keras dan lebih berkorban meluangkan waktu, tenaga bahkan uang kita untuk membiarkan mereka masuk pintu mereka dan keluar pintu kita. Jangan biarkan mereka masuk pintu mereka, dan pada akhirnya keluar pintu mereka juga. Itu artinya kita gagal membawa mereka untuk memeluk prinsip, tujuan hidup yang kita pegang dan mengarahkan kita kepada perjuangan global demi kelestarian alam dan lingkungan.
Kita bisa fleksibel dengan menggunakan berbagai macam cara, tetapi jangan sampai kalah dalam memegang prinsip dan tujuan hidup.




Ditulis oleh Erich Siregar (GMS XI-X/AP/092)
Terinspirasi dari (Masuk pintu mereka, keluar pintu kita) oleh Kira, di posting di milis pangrango@yahoogroups.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Next Prev