Liburanku kali ini adalah ketekadkanku untuk mendaki Gunung Ciremai, gunung ini terletak di daerah Kuningan Jawa Barat. Singkat cerita pada tanggal 15 Juni 2012 aku memulai pendakian bersama teman-teman dari Mapala Gempa CIC Cirebon. Satu jam perjalanan dari sekretariat Gempa CIC kami sampai di sebuah pondok di daerah Liinggar Jati. Disini kami melakukan registrasi dengan mengisi biodata lengkap dan membayar administrasi Rp.10.000/ orang. Setelah registrasi dan sedikit berfoto-foto kami segera bersiap-siap untuk melakukan perjalanan. Tidak lupa kami panjatkan doa sebelum memulai pendakian ini.
Jam menunjukkan pukul 14:45 WIB, kami melangkahkan kaki dengan penuh semangat, kami disambut oleh jalur aspal yang menanjak. Ini sedikit menarik otot-otot kaki, inilah salam hangat yang kurasakan dari awal perjalanan ini. Lima belas menit perjalanan kami sampai di pos Cibunar, disinilah sumber air terakhir dari rute Linggar Jati ini. Setelah mengisi air dan istirahat sebentar kami melanjutkan kembali perjalanan ini. Kami pun mulai memasuki hamparan hutan pinus dan sedikit perkebunan warga dengan track yang landai.
Satu setengah jam perjalanan dari pos Cibunar kami sampai di pos selanjutnya yaitu pos Condang Amis. Disini terdapat sebuah pondok untuk beristirahat para pendaki. Tetapi kami tidak bermaksud untuk berkemah disini. Hari mulai gelap, kami sedikit mempercepat langkah agar cepat sampai di pos Pangalap dan beristirahat disana. Seiring terbenamnya matahari, hutan pun mulai gelap gulita, tetapi ini tidak menyurutkan niat kami untuk melanjutkan perjalanan. Sungguh indah sekali pemandangan kunang-kunang yang berterbangan dengan setitik cahaya yang di pancarkan dari tubuhnya, sungguh momen yang romatis saat itu. Jam 18:40 WIB kami akhirnya sampai di pos Pangalap. Kami berbagi tugas, ada yang menegakkan tenda, ada yang menghidupkan api, ada yang memasak, sungguh kerjasama tim yang baik menurutku. Cuaca pergunungan mulai menunjukkan tajinya, hawa dingin mulai menusuk ketulang. Setelah menu makan malam siap terhidang kamipun makan bersama dengan penuh canda tawa. Selesai makan kami harus beristirahat agar kondisi bugar keesokan paginya
“Mentari pagi beri salam lagi, suara burung kusambut hari berganti.” Kami bangun dari tidur yang tak nyenyak, memang begini yang kurasa setiap kali mendaki gunung. Setelah sarapan dan packing selesai kami sedikit mendokumentasikan momen di pos Pangalap ini. Jam menunjukkan pukul 08:30 WIB kami kembali memulai perjalanan yang tertunda kemarin. Langkah demi langkah kami jalani, cucuran keringat mulai membasahi pakaian yang kami gunakan.
Pos Tanjakan Seruni, pos Bapa Tere, pos Batu lingga, pos Sangga Buana I, pos Sangga II, dan pos Pengasinan. Inilah pos-pos yang telah kami lalui hingga akhirnya kami menggapai puncak Gunung Ciremai. Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat-Nya kami bisa sampai disini. Sungguh pemandangan yang luar biasa, kawah gunung yang mengeluarkan sedikit asap, pemandangan gunung Slamet, dan gumpalan awan yang sangat indah. Yang paling istimewa disini adalah Hamparan Bunga Edelweis yang setengah mekar. Momen ini tidak lupa tuk ku abadikan. Setelah puas berfoto-foto kami melanjutkan perjalanan lagi menuju tempat berkemah selanjutnya yang bernama Goa Walet.
Kerongongan kami terasa sangat kering, ditambah cuaca yang begitu panas membuat perjalanan ini sedikit lambat. Persediaan air mulai menipis, kami harus menghemat air supaya hal yang tidak diinginkan tidak terjadi karena mengingat tidak adanya sumber air di gunung ini. Matahari mulai tenggelam kami segera mempercepat langkah agar cepat sampai di Goa Walet. Kami menghentikan langkah sejenak dan mengeluarkan kamera untuk mendokumentasikan momen yang sangat indah ini. Menikmati matahari yang mulai tenggelam alias Sunset sungguh amat indah sekali, Awan yang berwarna akibat pancaran sinar sunset di balik bukit-bukit disekitar gunung.
Setibanya di Goa Walet kami menegakkan tenda, memasak dan menampung titik demi titik air yang jatuh dari goa tersebut. Disini tidak kami saja yang berkemah, ada juga pendaki dari Jakarta. Tidak banyak aktifitas yang kami lakukan disini karena cuaca yang sangat dingin membuat tubuh kami sedikit beku. Setelah makan selesai kami langsung tidur. Keesokan harinya kami bersiap-siap untuk turun melewati jalur Desa Palutungan. Jam 08:30 WIB kami memulai perjalanan pulang ini, tidak lupa memanjatkan doa agar selalu diberi kesalamatan. Pos Sanghyang Ropoh, Pos pasangrahan, pos Tanjakan Asoy, pos Arban, pos Pangguyungan Badak, pos Kuta, Pos Cigowong, dan Pintu Rimba Palutungan. Dan kami sampai juga di pos registrasi Palutungan pukul 13:23 WIB.
-Oleh Heru Admadinata (GMS.XVI-XV/AP/111)