Mahasiswa Pencinta Alam
Green Machine Spirit
Universitas Sriwijaya

Salam Lestari...!
Jarak dan waktu bukan lagi halangan, mari merajut asa serta menyulam persaudaraan melalui dunia maya.
Semoga blog ini menjadi media komunikasi, silahturahmi dan dapat membuat tali persaudaraan kita menjadi lebih erat.

16 Sep 2012

Ku Goreskan Jejak Jari di Tebing Cupang


“Akhirnya keinginanku untuk memanjat tebing tersalurkan juga ketika berlibur ke Cirebon bulan Juni kemarin. Sebelumnya tidak ada terlintas sedikitpun untuk memanjat tebing, tetapi bagai kata pepatah “sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”. Tidak saja dapat menikmati indahnya gunung Ciremai, kerasnya Tebing Cupang dapat kurasakan”

Pada tanggal 20 juni 2012, aku diajak oleh Alwi (Mapala Gempa Cic Cirebon), Dedi (Mapala Muhammadyah Cirebon), dan Rudi (KPA Bodes) untuk mencicipi tebing Cupang sambil belajar Vertical Photography. Tebing yang tingginya ± 25 m ini terletak di Desa Cupang Kabupaten Cirebon. Sebelum memanjat kami memasang 2 penambat di Top Tebing, Carnmantel dinamis untuk pemanjatan dan Carnmantel statis untuk vertical fotografi. Kami menggunakan system top runner, jadi tidak perlu lagi untuk menggunakan runner di tiap-tiap hangernya.  Setelah penambat dipasang kami langsung repling dari atas tebing  menggunakan Carnmantel statis. Pemanjatan pertama dilakukan oleh Alwi, Rudi sebagai Belayer, Dedi sebagai fotografernya dan saya mengamti pemanjatannya. Alwi lalu melakukan pemanjatan hingga mencapai top tebing. 

Wahh, aku jadi penasaran dengan tebing ini, aku mulai bersiap-siap melakukan pemanjatan. Dengan sedikit perasaan gugup aku memulai memanjat tebing ini. Startnya harus menggunakan teknik layback dengan memanfaatkan celah tebing yang vertical. Sampai juga di pitch pertama. Aku sedikit beristirahat disini, dengan mengamati medan selanjutnya. Setelah tangan diberi Magnesium secukupnya aku melanjutkan pemanjatan. Meter demi meter tebing kulewati hingga sampai di pitch 2, keringat mulai bercucuran membasahi baju yang kugunakan. Dedi sibuk berkreasi dengan kameranya, mengambil foto demi foto setiap pemanjatan. Sedikit lagi aku akan mencapai top tebing, kutekadkan dalam hati aku harus bisa. Jari-jari mulai terasa panas, dan jari kaki juga mulai sakit. Dengan penuh keyakinan aku melanjutkan pemanjatan, akhirnya aku meraih Top tebing juga.

Sungguh sangat senang rasanya, di pemanjatan yang pertama aku langsung menggapai Top Tebing ini. “Ternyata pemanjatan di Tebing lebih asik daripada pemanjatan di Wall buatan”. Tebing ini sangat cocok digunakan untuk pemanjat pemula sepertiku, dengan tingkat kesulitan yang sedang dan ketinggian yang cukup membuat pemanjat tidak terlalu takut. Setelah puas memanjat, kami segera bergegas untuk clean up alat-alat yang digunakan. Setelah semua selesai kami segera kembali ke Sekretariat Gempa Cic untuk beristirahat.

Note:
- Carnmantel dinamis =  tali dinamis
- Carnmantel statis =  tali statis
- Runner =  pengaman
- Hanger =  tempat hanger dipasang
- Repling =  turun menggunakan tali
- Belayer = mengamankan pemanjat
- Layback = teknik pemanjatan
- Pitch = tempat istirahat
- Magnesium = bahan untuk mengeringkan keringat tangan




-Oleh Heru Admadinata (GMS.XVI-XV/AP/111)-

Next Prev